>

Museum Becak Indonesia

Sekilas Mengenai Museum Becak Indonesia


penghargaan muri
Museum Becak tidak hanya akan bercerita tentang sebuah moda transportasi
tradisional dengan bentuknya yang unik yang digerakkan oleh tenaga manusia. Ia tidak akan sekedar bercerita tentang serangkaian benda-benda yang terdiri dari logam, kayu, karet dan plastik yang dirangkai menjadi sebuah struktur bangun sebuah kendaraan, akan tetapi juga akan bercerita tentang profesi manusia yang telah digeluti hampir satu abad lamanya.

becak surabaya
Tukang becak atau abang becak dengan segala resikonya dimana ia mempertaruhkan jiwa raganya mengantarkan setiap penumpang untuk sampai ke tujuan. Dengan penuh rasa tanggung jawab ia menjaga dan melindungi penumpangnya dari berbagai ancaman yang ada di jalan raya, bahkan tidak jarang ia harus mempertaruhkan jiwanya demi keselamatan penumpang yang dibawanya.
Rata-rata tukang becak berada di bawah garis ekonomi menengah bahkan banyak dari mereka berada di garis merah ekonomi menengah. Dibelakang mereka berdiri anak-anak dan istri yang setiap pagi mengantarnya di depan pintu.

becak anak-anak
Tatapan sayu mereka menjadi doa dan pengharapan penuh bahwa diambang petang nanti daengnya / abangnya akan pulang dengan membawa uang untuk hidup esok hari. 
Becak telah ikut andil dalam dinamika pertumbuhan sebuah kota, memperlancar mobilitas warga dan memutar roda ekonomi. Namun kemudian secara perlahan-lahan peran dan fungsinya tergeser oleh kemajuan yang ada, terdesak ke pinggiran oleh moderenisasi. Kini ia dikenai larangan untuk beroperasi di tengah kota, bahkan dilarang beroperasi sama sekali dengan alasan tidak layak lagi dipertahankan.

Becak kian semakin hilang dari pandangan kita. Selain jumlah becak yang semakin sedikit, juga masyarakan semakin dimanjakan oleh alat transportasi bermesin. Para abang becakpun banyak yang beralih profesi. Maka tidak menutup kemungkinan suatu waktu nanti becak hanya akan menjadi sekedar cerita saja. Maka saat ini biarlah MUSEUM BECAK INDONESIA yang bicara.

Desa Budaya Kertalangu

Desa Budaya Kertalangu
Desa Budaya Kertalangu terletak di Jalan By Pass, Ngurah Rai no. 88X, Kesiman, Denpasar. Desa Budaya Kertalangu diresmikan pada bulan Juni 2007, berada di lahan seluas 80 ha. Desa ini memiliki pesona alam, di dalamnya terdapat Tugu Perdamaian Dunia yakni simbol-simbol agama dari 9 dunia yang mendukung perdamaian.
Desa Budaya Kertalangu dibuat atas dasar pemikiran bapak Suardhana Linggih pada tahun 2005, penduduk asli yang ingin turut berpartisipasi memajukan industri pariwisata di Bali dengan konsep desa pertama di Bali yang didedikasikan untuk wadah sadar perdamaian, kebudayaan dan hidup berwawasan hijau bagi siapapun di dunia ini.
Wisatawan baik mancanegara maupun domestik tertarik mengunjungi kawasan ini karena disamping dapat menikmati alam persawahan, juga dapat menikmati beberapa aktifitas wisata antara lain : wisata kuliner, memancing, berkuda, spa, wisata belanja (shopping), wisata kerajinan dan wisata budaya. Pengambangan Desa Budaya Kertalangu juga merupakan upaya pengembangan kepariwisataan dan pelestarian pertanian di wilayah Desa Kesiman Kertalangu
Di kawasan wisata Desa Budaya Kertalangu yang luas, unik dan sejuk tersedia berbagai fasilitas untuk rekreasi para pengunjung, seperti tarian Bali, kerajinan patung, bale bengong (gazebo) untuk bersantai sambil menikmati makanan ataupun minuman, joging trek di hamparan persawahan yang luas dengan lebar jalan 2 meter sepanjang 4 km, kolam pancing, spa, restoran, pembuatan gelas kaca, pembuatan lilin dan ada toko seni yang menjual oleh-oleh khas Bali. Untuk kegiatan outbound tersedia tantangan permainan seperti flying fox, menangkap belut, naik kuda, tangkap bebek, melukis layang layang, mewarnai patung, mengayam, membuat canang, menari dan melukis diatas kanvas dan juga mengetahui proses menanam padi. Memberikan pengenalan budaya dan kratifitas pada keluarga anda terutama anak-anak, masukkan program perjalanan tour anda untuk singgah di Kertalangu

Goa Gajah Ubud Bali

Goa Gajah terletak di desa Bedulu, kecamatan Blahbatuh, kabupaten Gianyar. Tempat ini dapat ditempuh lebih kurang 45 menit dari kota Denpasar. Goa Gajah merupakan tempat wisata bersejarah berupa goa dengan artefak-artefaknya. Tempat ini menjadi menarik karena dikelilingi oleh persawahan dan sungai kecil. Goa Gajah pada dasarnya adalah sebuah goa dimana terdapat peninggalan sejarah Bali masa lampau. Namun tidak hanya artefak sejarah yang ada tapi juga suasana alamnya yang begitu indah dan memikat. Objek wisata ini juga dikelilingi persawahan dan sungai dengan air yang selalu mengalir. Ada empat kompleks di Goa Gajah yaitu kompleks goa dengan relief Ganesha, Trilingga, Petirtaan (tempat mandi), dan lembah Tukad Pangkung dimana terdapat relief stupa bercabang tiga, relief payung bersusun 13, dan arca Budha.

Sejarah Pura Goa Gajah

Asal-usul Goa Gajah belum dapat diketahui secara pasti. Menurut kitab Jawa Kuno, Negarakertagama yang ditulis oleh Mpu Prapanca pada tahun 1365 Masehi, nama Goa Gajah berasal dari kata "Lwa Gajah", Lwa berasal dari lwah atau loh yang berarti air atau sungai dan Gajah adalah nama sungai yang sekarang disebut sungai Petanu. Pendapat lain mengatakan nama Goa Gajah berasal dari arca Ganesha yang berada di dalam gua pada sudut barat laut di mana arca Ganesha tersebut kepalanya memakai belalai seperti gajah. Pada prasasti Dawan tahun 975 Saka dan prasasti Pandak Bandung menyebutkan nama pertapaan "Antakunjarapada". Bila ditinjau dari arti kata 'kunjara' yang berarti gajah, dan 'anta' yang berarti akhir atau batas, sedangkan 'pada' berarti tempat atau wilayah. Dengan demikian Antakunjarapada berarti tempat pertapaan yang terletak pada perbatasan wilayah Air Gajah, yang sekarang disebut Goa Gajah. Pertapaan Goa Gajah yang dalam bahasa Sansekerta disebut Antakunjarapada dapat dihubungkan dengan pertapaan Kunjarakunja yang berada di India selatan di lereng Gunung Kunjara, tempat kediaman Rsi Agastya yang sekarang disebut Agastya-malai. Lingkungan sekitar pertapaan Kunjarakunja yang berada di pegunungan di tepi aliran sungai Tamraparni yang diperkirakan menjadi konsep penamaan pertapaan Goa Gajah.
Di bagian luar gua ini terdapat kolam dengan pancuran yang merupakan tempat mengambil air suci untuk keperluan upacara. Kolam yang pada mulanya tertimbun, baru ditemukan pada tahun 1954 oleh Krijgsman dari Dinas Purbakala saat itu. Dan arca-arca yang terdapat pada pancuran merupakan arca bidadari-bidadari yang mungkin jumlah sebenarnya ada 7 buah tetapi hanya ditemukan 5 buah. Arca-arca itu terbagi dalam 2 kelompok, yang masing-masing ada 3 pancuran berjejer dan satu di tengah-tengah tidak ada. Tujuh pancuran sebagai tempat mengambil air suci mengambil konsep 'sapta tirta' yaitu 7 air suci yang memiliki nilai kesucian sama dengan 'sapta nadi' yaitu 7 sungai yang disucikan di India antara lain sungai Gangga, sungai Sindhu, sungai Saraswati, sungai Yamuna, sungai Godawari, sungai Serayu, dan sungai Darmada. Pada saat ini, peninggalan purbakala Goa Gajah menjadi sebuah pura yaitu Pura Goa Gajah yang diayomi oleh masyarakat setempat.


The History of Rickshaw

Rickshaw was founded firstly at Japan in 1869 by a staff of American Embassy in Japan named Mr. Goble. An idea came from the desire of Mr. Goble who wanted to help his wife with her disabilities to enjoy the views of the Japanese City. These idea presented to his friend namely Mr. Frank Pollay to makes its design. The design executed by a blacksmith named Mr. Obaidah Wheeler and be a vehicle that known of “Jinrikisha” by Japanese which means the human power vehicle.

Becak Koleksi MBI

Expansion of Rickshaw in Indonesia

Rickshaw was firstly founded in Indonesia around 1930 precisely in Makassar which then spread to some cities at Indonesia in the 1940s. Expansion of the rickshaw in several cities in Indonesia has ups and downs. Many argue that rickshaw was the main cause of traffic jam especially in big cities such as Jakarta, Surabaya and Makassar. It’s make the local government in each of these city issued a role to reduce the existence of rickshaw and replace it with motorize transport modes.

Wisata Bali Menarik - Danau Buyan dan Tamblingan


Danau Buyan

Danau Buyan adalah sebuah danau yang terletak di kawasan Pancasari, kecamatan Sukasada, kabupaten Buleleng. Danau ini terbentuk didalam kaldera besar beserta dua kembarannya yang lain yaitu Danau Beratan dan Danau Tamblingan. Ketiga danau ini dipisahkan oleh hutan sepanjang satu kilometer. Namun diantara Danau Tamblingan dan Danau Buyan hanya dipisahkan oleh sebuah kolam kanal dan terhubung langsung dengan keduanya, yang oleh masyarakat sekitar disebut Telaga Aya.

Danau Tamblingan

Danau Tamblingan terletak paling utara diantara ketiga danau tersebut, tepatnya di lereng sebelah utara Gunung Lesung, kawasan desa Munduk, kecamatan Banjar, Kabupaten Buleleng. Namun tempat ini tidak dikembangkan untuk daerah pariwisata modern untuk menjaga kealamian alamnya.

Sejarah Danau Tamblingan



Diceritakan pada abad 10M sampai 14M lingkungan Danau Tamblingan adalah pemukiman yang pusatnya berada di Gunung Lesung sebelah selatan danau. Karena suatu alasan penduduknya kemudian berpindah ke empat daerah berbeda yang jaraknya masih berdekatan dengan areal danau. Keempat desa itu kemudian disebut Catur Desa , yang berarti empat desa yakni : Desa Munduk, Gobleg, Gesing, dan Umejero. Keempat desa ini memiliki ikatan spiritual dan memiliki tanggung jawab dan kewajiban untuk menjaga kesucian danau dan Pura yang ada di sekitarnya.
Nama Tamblingan berasal dari dua kata dalam Bahasa Bali yaitu Tamba berarti obat, dan Elingang berarti ingat atau kemampuan spiritual. Diceritakan dalam Lontar Kutara Kanda Dewa Purana Bangsul bahwa masyarakat di wilayah itu konon pernah terkena wabah epidemi. Sebagai jalan keluar seseorang yang disucikan kemudian turun ke danau kecil di bawah desa untuk mengambil air untuk obat. Berkat doa dan kemampuan spiritual beliau air itu kemudian dijadikan obat dan mampu menyembuhkan masyarakat desa. Kata Tamba dan Elingang inilah lama kelamaan menjadi Tamblingan.

 

Ubud Tempat Wisata di Bali

Gunung Kawi Tomb & Temple, Ubud, Bali, Indonesia 01 
Ubud merupakan salah satu tempat wisata favorit di bali. Ubud terkenal di kalangan wisatawan baik domestik maupun mancanegara karena keindahan alam berupa sawah dan juga dekat dengan hutan. Selain itu objek wisata Ubud juga terkenal karena seni dan budaya yang berkembang sangat pesat dan maju. Dan seni tidak bisa lepas dengan nama Ubud karena banyak seniman-seniman yang lahir dan besar di Ubud.

Sejarah Ubud

Menurut sejarah Ubud sudah terkenal sejak tahun 1930-an. Kala itu pelukis Jerman yang bernama Walter Spies dan pelukis Belanda yang bernama Rudolf Bonnet menetap di Ubud. Mereka dibantu oleh Cokorda Gede Agung Sukawati, dari Puri Agung Ubud. Mereka banyak menghasilkan karya-karya seni yang bernilai tinggi dan sekarang hasil karya beliau disimpan di Museum Puri Lukisan, Ubud.
Beberapa tempat wisata yang patut anda kunjungi di Ubud antara lain :
1. Museum Rudana
2. Museum Puri Lukisan
3. Puri Agung Ubud
4. Wanara Wana (Monkey Forest Ubud)
5. Pasar Seni Ubud

Objek Wisata Pantai Lovina


pantai lovina baliPantai Lovina ada sebuah pantai di utara Bali tepatnya di kabupaten Buleleng, kurang lebih 9 km arah barat dari kota Singaraja. Dari Denpasar tempat ini dapat ditempuh dengan berkendara selama kurang lebih 2 jam, dengan jalan yang berkelok-kelok. Dengan pantai yang masih alami dan banyaknya lumba-lumba menjadikan tempat ini ramai dikunjungi baik oleh wisatawan lokal maupun mancanegara yang ingin menyaksikan atraksi lumba-lumba terutama di pagi hari. Dengan menyewa perahu nelayan disana, kita dapat menyaksikan atraksi lumba-lumba ditengah laut.
Kemunculan lumba-lumba tidak dapat diprediksi, factor luckylah yang sangat berpengaruh. Disini juga telah tersedia fasilitas hotel, sehingga anda tidak perlu repot bangun pagi-pagi untuk berangkat ke tempat ini dari Denpasar untuk menyaksikan lumba-lumba. Namun anda tidak perlu berkecil hati karena anda dapat menyaksikan lumba-lumba yang disiapkan oleh beberapa tempat penginapan, dan lumba-lumba tersebut sudah terlatih. Perjalanan menuju ke Pantai Lovina dari Denpasar akan melewati banyak tempat-tempat wisata menarik seperti Bedugul, Candi Kuning, Air Terjun Git-Git dan banyak lagi.
Selain menyaksikan pertunjukan lumba-lumba ditempat ini juga sangat bagus untuk melakukan kegiatan menyelam. Ada banyak ragam ikan hias yang dapat anda temui di taman laut di daerah ini yang tak kalah indah disbanding hot spot menyelam lainnya di Bali.

Objek Wisata Candikuning Bedugul

danau beratan bedugul bali
Candikuning adalah sebuah desa yang terletak di sebelah utara dari objek wisata Bedugul Bali, di kecamatan Baturiti, Tabanan – Bali. Candikuning terkenal dengan objek wisata Pura Ulun Danu di Danau Beratan. Karena terletak di daerah pegunungan, membuat tempat wisata ini selalu sejuk sepanjang hari dan kadang-kadang kabut turun disiang sampai sore hari. Tempat ini dapat ditempuh kurang lebih 1 – 1,5 jam berkendara dari objek wisata Kuta – Bali.
Keindahan Pura Ulun Danu dan Danau Beratan dapat dinikmati sambil berjalan-jalan di sepanjang danau maunpun dengan menyewa perahu. Pura Ulun Danu merupakan pura Hindu tempat pemujaan Dewi Danu yang dipercaya sebagai manifestasi dewi kesuburan. Dekat dari tempat ini juga terdapat kebun raya di Bedugul yang bernama Kebun Raya Eka Karya. Kebun Raya Eka Karya ini adalah sebuah kebun botanical besar dan merupakan kebun botanical pertama yang didirikan oleh putra bangsa Indonesia. Kebun Raya ini memiliki beberapa koleksi tanaman yang dikelompokkan berdasarkan kekerabatannya. Selain dikoleksi, jenis-jenis tanaman tersebut juga diupayakan penelitian dan pengembangannya. Kebun Raya Eka Karya ini dikelola oleh LIPI (Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia) dibawah pembinaan Pusat Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Bogor.
kebun raya eka karya

Pada hari Minggu dan hari libur, Kebun Raya Eka Karya Bali sangat ramai dengan pengunjung. Daftar Tarif Kebun Raya Eka Karya Bali : Sesuai dengan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor: 106 Tahun 2012, Tanggal 24 Desember 2012, mulai 1 Maret 2013 berlaku tarif masuk bagi pengunjung Kebun Raya Eka Karya Bali sebagai berikut :
•    Tiket Masuk Pengunjung Asing  : Rp. 18.000,-
•    Tiket Masuk Pengunjung Domestik : Rp. 7.000,-
•    Tiket Kendaraan Roda 4 Keliling Kebun : Rp. 12.000,-
•    Tiket Parkir Kendaraan Roda 2 (Motor, Sepeda, dll) : Rp. 3.000,-
•    TIket Parkir Kendaraan Roda 4 : Rp. 6.000,-
•    Tiket Parkir Kendaraan Roda 6 (Bus, Truk, dll) : Rp. 12.000,-
•    Tiket masuk sudah termasuk Asuransi Jasa Raharja Distribusi Pemkot

Tempat-tempat Wisata di Kabupaten Tabanan


Kabupaten Tabanan adalah sebuah kabupaten di propinsi Bali, sekitar 35 km arah barat dari Denpasar.  Tabanan berbatasan dengan kabupaten Bulelng di sebalah utara, kabupaten Jembrana disebelah barat, kabupaten Badung disebelah timur dan samudera Indonesia disebelah selatan. Tabanan memiliki banyak tempat-tempat wisata menarik yang patut dikunjungi, baik objek wisata pantai, objek wisata danau maupun objek wisata pegunungan.
Berikut tempat-tempat/objek-objek wisata yang ada di kabupaten Tabanan antara lain :
•    Bedugul
•    Tanah Lot
•    Jatiluwih
•    Pantai Balian
•    Candi Kuning
•    Pantai Kelating
•    Dll
Jadi jika berlibur ke Bali maka sempatkanlah untuk mengunjungi objek-objek wisata yang ada di Kabupaten Tabanan.

Indonesia Travel - Tegalalang Ubud Bali

tegalalang ubud bali
Tegalalang merupakan salah satu destinasi wisata di Ubud Bali. Objek wisata persawahaan di sebelah utara Ubud ini dapat ditempuh dengan kendaraan bermotor / mobil kurang lebih 1 – 1,5 jam perjalanan dari kota Denpasar dan kurang lebih 15 – 20 menit dari Ubud. Tegalalang terkenal akan panorama sawah bertingkat (terasering) yang indah menawarkan hijaunya alam tegallalang sehingga banyak wisatawan yang datang dari berwisata ke Kintamani untuk menyempatkan diri singgah ke tempat ini untuk sekedar berfoto-foto maupun menikmati makanan di café-café atau restoran yang terdapat di sepanjang jalan ke tempat ini. Di Tegalalang ini merupakan sentra home industri kerajinan tangan dan banyak terdapat art shop-art shop yang menyediakan oleh-oleh selama liburan di Bali.

Tempat-tempat Wisata di Kabupaten Karangasem

peta kabupaten karangasem
Kabupaten Karangasem adalah sebuah kabupaten yang terletak di Bali dengan ibu kotanya bernama Amlapura. Kabupaten Karangasem terdiri dari 8 kecamatan yaitu Kecamatan Kubu, Kecamatan Rendang, Kecamatan Manggis, Kecamatan Bebandem, Kecamatan Selat, Kecamatan Karangasem, Kecamatan Sidemen dan Kecamatan Abang.
Seperti halnya kabupaten lainnya di Bali, Kabupaten Karangasem juga memiliki banyak tempat atau objek wisata yang menarik. Berikut daftar tempat-tempat wisata di Kabupaten Karangasem :
·         Tirta Gangga
·         Candidasa
·         Tulamben
·         Pantai Amed
·         Pura Besakih
·         Tenganan
·         Desa Agro Wisata Sibetan
·         Dll.
Demikian tempat-tempat atau objek wisata di Kabupaten Karangasem sebagai bahan referensi berlibur anda di Bali.

Pantai Balian Tabanan Bali

pantai balian tabanan bali
Pantai Balian merupakan sebuah pantai pasir hitam yang terletak di Desa Lalanglinggah, Kecamatan Selemadeg Barat, Kabupaten Tabanan – Bali.  Untuk dapat mencapai pantai ini cukup berkendara kurang lebih 1.5 - 2 jam atau kurang lebih 45 km dari kota Denpasar dan letaknya dijalur Denpasar – Gilimanuk.
Pantai Balian ini merupakan surga bagi para surfer karena memiliki ombak yang cukup bagus dan tidak mudah pecah, sehingga banyak para surfer yang menjadikan tempat ini sebagai tujuan surfing di Bali. Pantai ini juga memiliki panorama yang sangat indah terutama di sore hari, sambil menikmati sunset dan sekali-kali melihat pemandangan burung-burung yang akan kembali ke sarangnya. Pantai Balian merupakan salah satu pantai yang menjadi hotspot surfing di Bali.

Jatiluwih Tabanan Bali

jatiluwih
Jatiluwih merupakan sebuah desa di  kaki gunung Batukaru, Kecamatan Penebel, Kabupaten Tabanan – Bali. Tempat ini terkenal dengan wisata alam padi rice terrace dengan suasana yang sejuk karena terletak di ketinggian 700 meter dari permukaan laut. Jatiluwih dapat ditempuh kurang lebih 30 menit dari kota Tabanan atau sekitar 1,5 jam dari kota Denpasar dengan berkendara. Tempat ini menyajikan keindahan sawah yang berundak-undak terutama jika dinikmati di sore hari sambil menyaksikan sunset.
Menurut sejarah, nama Desa Jatiluwih dulunya bernama Desa Girikusuma. Pergantian nama tersebut terjadi pada masa pemerintahan raja Dalem Waturenggong (1460 – 1552). Pada masa itu di desa Girikusuma terdapat seorang tokoh agama yang bernama  Ida Bagus Angker yang melakukan meditasi dan mediksa (menjadi pendeta). Setelah beliau menjadi pendeta desa tersebut kemudian berganti nama menjadi desa Jatiluwih.
Sawah di Jatiluwih menggunakan system pengairan subak yaitu system pengairan atau irigasi tradisional Bali yang berorientasi masyarakat. Dan setiap subak memiliki organisasi sendiri-sendiri dengan ketua yang disebut Pekaseh, serta memiliki pura tempat memuja dewi kemakmuran atau dewi kesuburan. Keunikan sawah bertingkat di Jatiluwih ini mencuri perhatian UNESCO dan dinominasikan masuk daftar UNESCO World Heritage sebagai warisan budaya dunia.

Pantai Amed Bali

pantai amed bali
Pulau Bali memang kaya akan destinasi wisata dari ujung barat hingga ujung timur. Salah satunya adalah Pantai Amed yang terletak di ujung timur dari pulau Bali. Untuk bisa sampai ke tempat ini dibutuhkan waktu kurang lebih 3 jam dengan berkendara dari kota Denpasar. Berbeda dengan Pantai Kuta dan Pantai Sanur yang menawarkan keindahan pasir putihnya, Pantai Amed ini merupakan pantai dengan pasir hitam. Namun tidak kalah indah dengan pantai-pantai lain di Bali, Amed menawarkan keindahan panorama pegunungan berpadu dengan birunya air laut. Pantai Amed terkenal memiliki lekuk pantai yang eksotis untuk dipandang, dengan deretatan perahu tradisional nelayan setempat dengan ragam warna yang indah menjadikan pemandangan pantai sangat indah jika dilihat dari atas perbukitan.
Pantai Amed juga terkenal dengan keindahan bawah lautnya. Memiliki terumbu karang yang masih terjaga, dengan peninggalan bangkai kapal Belanda yang karam disana, menjadikan dunia bawah laut Pantai Amed sebagai surga bagi ikan-ikan hias. Pantai ini adalah surga bagi para penyelam dan sudah terkenal ke seluruh dunia karena memiliki tekstur pantai yang berkoral, air laut yang bening dan tenang serta memiliki keindahan bawah laut yang tak terlukiskan. Wisata Pantai Amed juga menawarkan akomodasi perhotelan dan restouran yang banyak dijumpai sepanjang jalan menuju ke pantai.

Desa Tenganan Bali

desa tenganan bali

Tenganan merupakan salah satu desa tradisional yang terletak di Kabupaten Karangasem. Objek wisata Desa Tenganan ini bisa dicapai dengan berkendara kurang lebih 10 menit dari objek wisata Candidasa. Desa Tenganan merupakan salah satu desa yang masih mempertahankan pola hidup yang tata masyarakatnya mengacu pada aturan tradisional adat desa yang diwariskan nenek moyang meraka yang disebut dengan Desa Bali Aga.
Menurut catatan sejarah, masyarakat Tenganan sebenarnya berasal dari Desa Peneges, Gianyar, yang dulunya disebut dengan Desa Bedahulu. Menurut cerita rakyat, pada jaman dahulu Raja yang berkuasa di Bedahulu kehilangan seekor kuda putih kesayangannya, sehingga diperintahkanlah untuk menemukan kuda tersebut. Suatu ketika kuda tersebut akhirnya ditemukan, namun sayang kuda tersebut ditemukan dalam keadaan sudah mati. Raja bersedih, namun beliau tetap menghargai hasil kerja keras penemu tersebut yang bernama Ki Patih Tunjung Biru. Sebagai hadiah, beliau diberikan tanah seluas sejauh bau bangkai kuda tersebut masih tercium. Oleh Ki Patih Tunjung Biru, bangkai kuda tersebut dipotong-potong dan disebar di beberapa bagian bukit dan pantai disekitar Tenganan, sehingga bau bangkai tersebut tercium dalam cakupan wilayah yang luas meliputi wilayah pantai Candidasa, sampai ke Bukit Barat (Bukit Kauh) dan Bukit Timur (Bukit Kangin).
Bentuk dan pengaturan tata letak bangunan masih mengikuti aturan adat turun temurun yang masih dipertahankan hingga sekarang. Selain bentuk bangunan yang masih orisinil tradisional, Tenganan juga terkenal dengan wisata upacara adat yang dikenal dengan nama Perang Pandan. Upacara ini dapat disaksikan biasanya di bulan Juni dan berlangsung selama 30 hari.

Nusa Dua Bali

nusa dua beach
Nusa dua merupakan kawasan resort besar bertaraf internasional dengan bintang 5 yang terletak di tenggara pulau Bali. Tempat ini dapat dijangkau kurang lebih 40 menit berkendara dari kota Denpasar dan 15 menit dari Bandara Ngurah Rai Bali. Kawasan elit dengan luas 350 hektar ini banyak dibangun hotel-hotel dan convention center berbintang 5, dan tidak mengherankan jika di tempat ini sering diadakan acara-acara bertaraf internasional. Dengan pemandangan pantai berpasir putih, kawasan yang dikemabangkan oleh BTDC (Bali Tourism Development Corporation) ini menjadi tempat wisata popular bagi wisatawan yang berkunjung ke Bali. Berbagai aktifitas olah raga air dapat dijumpai ditempat ini seperti parasailing, jetsky, banana boat, flying fish, snorkeling dan masih banyak lagi.
Ditilik dari namanya Nusa Dua berasal dari kata “Nusa” dan “Dua”, nusa berarti pulau dan dua berarti angka dua. Dari kata inilah Nusa Dua tersebut berasal, yang sebenarnya Nusa Dua itu adalah nama dua buah pulau kecil yang dipisahkan oleh pasir putih. Kawasan wisata Pantai Nusa Dua Bali juga dikenal sebagai kawasan wisata yang peduli pada lingkungan dan menjadikannya kawasan pertama di Asia Pasifik yang mendapatkan Green Globe, yaitu setifikat yang diberikan oleh Evaluator Evaluate Communicate Evolve bagi tempat wisata yang ramah lingkungan.

Pantai Jimbaran Bali

Night time at Jimbaran
 Pantai jimbaran tidak berbeda jauh dengan pantai-pantai tujuan wisata di Bali. Pantai ini menyajikan keindahan pasir pantainya dan pemandangan sunset di sore hari. Yang membedakan dengan pantai-pantai tujuan wisata lainnya di Bali adalah pantai ini merupakan destinasi wisata kuliner pantai. Sepanjang pantai Jimbaran hingga pantai Kedonganan terhampar kafe-kafe dan restaurant dengan menu special ikan laut. Wisatawan akan dimanjakan dengan sajian khas ikan laut sambil menikmati suasana pantai dengan pemandangan sunsetnya maupun suasana hiruk pikuk pesawat terbang baik yang akan landing maupun pesawat yang take off di Bandara Ngurah Rai Bali karena terlihat jelas dari tempat ini.
Pantai Jimbaran dan pantai Kedonganan ini secara administrative termasuk kedalam wilayah Kabupaten Badung, tepatnya disebelah Selatan Bandara Internasional Ngurah Rai Bali dan disebelah barat Nusa Dua. Untuk mencapai tempat ini hanya dibutuhkan waktu 10 menit berkendara dari Bandara Ngurah Rai.
Selain terkenal dengan sajian kulinernya, kawasan ini juga menyediakan berbagai aktifitas olah raga air seperti parasailing, selancar dan baik perahu. Ada juga art shop disepanjang jalan pantai yang menjual berbagai macam barang kerajinan sebagai souvenir atau oleh-oleh selama liburan ke Bali.

Monumen Bajra Sandhi Renon

monumen bajra sandhi
Monumen Bajra Sandhi adalah monumen Perjuangan Rakyat Bali untuk menghormati jasa-jasa para pahlawan serta merupakan lambang jiwa perjuangan rakyat Bali dari generasi ke generasi. Monument ini terletak di Renon Denpasar, tepatnya di depan Kantor Kepala Daerah Propinsi Bali dan juga di depan Gedung DPRD Propinsi Bali, Jl Niti Mandala Renon, Denpasar. Monumen kebanggaan masyarakat Bali ini menggambarkan semangat keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia yang disimbolkan dengan adanya 17 anak tangga di pintu masuk monumen (melambangkan tanggal kemerdekaan RI), 8 buah tiang agung di dalam gedung monumen (melambangkan bulan kemerdekaan RI), dan monumen yang menjulang setinggi 45 meter (melambangkan tahun kemerdekaan RI).
Monumen ini mulai di bangun pada tahun 1987 saat Gubernur Bali dijabat oleh Prof. DR. Ida Bagus Mantra dan diresmikan oleh Ibu Megawati Soekarno Putri selaku Presiden Republik Indonesia pada tanggal 14 Juni 2003.
Di dalam Monumen Bajra Sandhi terdapat 33 diorama yang menggambarkan perjuangan Rakyat Bali dari zaman pra sejarah sampai perjuangan merebut kemerdekaan. Bentuk monumen ini diambil berdasarkan cerita Hindu pada saat Pemuteran Gunung Giri Mandara oleh para Dewa dan Raksasa untuk memperoleh tirta amertha. Dimana hal ini dapat dilihat dari :
·         Bangunan monumen yang menjulang dimana hal ini melambangkan Gunung Giri Mandara.
·         Guci Amertha dilambangkan dalam bentuk Kumba (periuk) tepat di bagian atas monumen.
·         Naga yang melilit melambangkan Naga Basuki yang digunakan sebagai tali saat pemuteran Gunung Giri Mandara.
·         Kura-kura yang terdapat di bagian bawah melambangkan Bedawang Akupa yang digunakan sebagai alas pemuteran Gunung.
·         Kolam yang terdapat disisi monumen merupakan simbol dari lautan susu yang mengelilingi Gunung Giri Mandara tempat beradanya Tirta Amertha.
Secara vertikal, museum ini mengadopsi konsep Tri Angga, meliputi:
1.      Utamaning Utama Mandala, yaitu lantai teratas gedung, dan digunakan sebagai Ruang Peninjauan. Dari sini kita dapat melihat suasana di sekitar gedung dengan jelas. Untuk mencapai tempat ini kita harus menaiki tangga melingkar yang cukup tinggi.
2.      Madyaning Utama Mandala, yaitu lantai dua gedung, digunakan sebagai Ruang Stage Diorama. Di ruang ini kita dapat melihat 33 diorama yang menampilkan sejarah perkembangan dan pergerakan rakyat Bali dari masa ke masa. Selain diorama, ada juga keris
3.      Nistaning Utama mandala, merupakan lantai dasar gedung ini. Di sini ada berbagai ruangan, meliputi Ruang Informasi, Ruang Administrasi, Ruang Pameran yang menampilkan foto-foto pahlawan dan peristiwa di Bali, Ruang Perpustakaan yang berisi buku-buku yang berkaitan dengan sejarah Bali, dan Ruang Rapat serta toilet
Selain ruangan-ruangan tersebut, di lantai dasar dapat juga dijumpai telaga yang berada di dasar bagian tengah gedung, dinamakan Puser Tasik. Di telaga ini terdapat delapan Tiang Agung. Di tengah kolam terdapat tangga yang menghubungkan lantai dasar sampai lantai teratas, dinamakan Tangga Tapak Dara.

Museum Bali

museum bali
Museum Bali adalah museum penyimpanan peninggalan masa lalu manusia dan etnografi dan merupakan museum tertua yang ada di kota Denpasar. Koleksi museum terdiri dari benda-benda etnografi seperti peralatan dan perlengkapan hidup, kesenian, keagaaman, bahasa tulisan dan lain-lain yang mencerminkan kehidupan dan perkembangan kebudayaan bali. Museum Bali terletak di Jl. Letkol Wisnu Dangin Puri Denpasar Timur, Denpasar, Bali, tepatnya disebelah timur Lapangan Puputan Badung dan disebelah selatan Pura Jagatnatha kota Denpasar.
Dilihat dari sejarahnya, Museum Bali didirikan oleh W.F.J. Kroon (1909-1913), beliau adalah Asisten Residen Bali Selatan di Denpasar. Arsitek Museum Bali ini yang sebelumnya bernama Gedung Arca (1910) adalah I Gusti Gede Ketut Kandel dan I Gusti Ketut Rai bersama seorang arsitek asal Jerman yang bernama Curt Grundler. Kemudian dilanjutkan dengan melengkapi museum dengan peninggalan etnografi pada tahun 1930  oleh W.F. Sttuterhim (Kepala Dinas Purbakala) saat itu. Untuk memperlancar pengelolaan maka dibentuklah sebuah yayasan yang bernama yayasan Bali Museum dan dikepalai oleh H.R. Ha`ak dan disahkan pada tanggal 8 Desember 1932 sekaligus Bali Museum ini dibuka untuk umum. Pada tanggal 17 Agustus 1945 Bali Museum diambil alih oleh Pemerintah Daerah Propinsi Bali kemudian tanggal 5 Januari 1965 diserahkan ke Pemerintah Pusat dibawah pengawasan Dirjen Kebudayaan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan dengan nama Museum Negeri Propinsi Bali.
Pada tahun 1969 Museum ini mendapat bantuan proyek Pelita dengan perluasan menjadi 6.000 m2 dan menambah gedung pameran yang disebut Gedung Timur. Sejak otonomi daerah tahun 2000 Museum Negeri Propinsi Bali diserahkan kembali pengelolaannya ke Pemerintah Propinsi Bali dengan nama UPTD Museum Bali.
Arsitektur Museum Bali ini adalah perpaduan arsitektur antara pura dan puri. Menempati lahan seluas 2.600 m2, museum ini terbagi kedalam tiga halaman yaitu halaman luar (jaba), halaman tengah (jaba tengah), halaman dalam (jeroan). Pada halaman dalam terdapat 3 gedung yaitu Gedung Tabanan, Gedung Karangasem dan Gedung Buleleng yang digunakan untuk pameran koleksi museum.

Referensi gambar : http://baliculturegov.com