>
Showing posts with label Koleksi MBI. Show all posts
Showing posts with label Koleksi MBI. Show all posts

Koleksi Museum Becak Indonesia

Becak Makassar

Becak Anak-anak

Becak Surabaya

Becak Jogjakarta

Becak SMK Jogjakarta

Becak Semarang

becak semarang
Becak Semarang
 Siapa yang menyangka bila Bapak Suratman, 52 tahun pemilik becak ini adalah seorang juragan Becak. Beliau memiliki 12 unit becak sehingga beliau ini dapat menyekolahkan anak-anaknya sampai ke perguruan tinggi, bahkan ada anaknya yang sekarang menjadi pengacara. Luar Biasa!

Becak Pekalongan

becak pekalongan
Becak Pekalongan
Becak yang ditemukan dekat stasiun kereta api ini oleh pemiliknya ikhlas dijual kepada tim MBI untuk dijadikan koleksi. Pemilik becak ini adalah Bapak Hendro yang memiliki 3 becak dimana beliau menjual becaknya untuk kebutuhan dana wisuda anaknya di Surabaya.
Meskipun modelnya tidak jauh berbeda dengan becak yang ada di Surabaya atau di Jogja, becak Pekalongan mempunyai keunikan tersendiri. Pada bagian depan samping kabin terdapat dua besi melengkung yang menjorok kedepan kurang lebih 30 cm. Lengkungan besi tersebut berguna bagi pengemudi saat pertama akan mengayuh becaknya. Pengemudi pertama-tama akan berada di depan ruang penumpang dan menarik becaknya seperti menarik gerobak. Jika arah becak sudah benar dan tidak lagi berada di jalan mendaki atau rusak barulah tukang becak pindah ke belakang dan naik ke sadelnya lalu mengayuh pedal bacaknya.
Perbedaan becak Pekalongan dengan becak yang lain adalah tempat duduk untuk penumpang lebih luas dibandingkan dengan becak lainnya, serta penutup ban (baca : slebor) bentuknya mengembang dicat dengan motif-motif yang unik. Malahan pernah di Pekalongan sendiri diberlakukan antara becak siang dan becak malam yang dibedakan dengan warna slebornya (siang : biru; malam : putih). Sayangnya dalam perkembangannya sekarang ini banyak sekali dijumpai becak-becak yang beroperasi tanpa slebor. Padahal slebor becak Pekalongan merupakan salah satu ciri khas tersendiri dibandingkan dengan becak-becak yang ada di daerah lain. Sedangkan di bagian belakang becak terdapat laci seperti bagasi untuk menyimpan peralatan, bekal dan lain-lain. Biasanya tukang becak pada saat menunggu penumpang / mangkal memilih tempat yang strategis seperti pasar, pertokoan, ujung-ujung jalan besar / kecil serta tempat-tempat lainnya yang cukup ramai untuk mencari penumpang. Istilah untuk menunggu penumpang ini biasanya disebut dengan "ngetem" sambil leyeh-leyeh.

Becak Ambon

becak ambon
Becak Ambon
Ambon merupakan kota Becak paling ujung timur Indonesia., Pemilik becak koleksi MBI ini bernama John 52 tahun. MBI dengan susah payah mencari jalur pengiriman becak ini ke Bali. Diperoleh pada bulan April 2012, saat tiba di Bali becak ini sudah reyot namun diperbaiki kembali tanpa mengurangi essensinya dan jadilah seperti ini

Becak SMK Yogyakarta

becak smk yogyakarta
Becak SMK Jogjakarta
Becak koleksi Museum Becak Indonesia ini adalah buah karya tangan trampil anak-anak SMK Yogyakarta yang mempunyai struktur body yang kekar, dan berhasil menghiasi kota Yogyakarta. Becak ini dikenal dengan nama Becak SMK. Saat diperoleh oleh tim MBI bersamaan juga dengan diperolehnya becak tradisional Yogyakarta milik Bapak Solihin.

Becak Anak-anak

becak anak-anak
Becak Anak-anak
Kreatifitas membuat becak ini berawal dari pesanan keluarga Handoyo yang ingin mempunyai becak anak-anak di kompleks perumahannya yang dipersembahkan kepada anak-anak yang saat berlibur bermain becak di kompleksnya. Berhubung karena anak-anaknya sudah besar, maka becak ini di jualnya di pasar rongsokan di Surabaya. Tim MBI bersyukur memperolehnya di penghujung 2011 saat berburu koleksi untuk Museum Becak Indonesia.

Becak Yogyakarta

becak yogyakarta
Becak Jogjakarta
Yogyakarta, kota Gudeg yang terkenal dengan Malioboronya, lesehan terpanjang di Indonesia bahkan di dunia. Saat tim MBI mengejar jenis becak Yogyakarta, sungguh beruntung karena disaat bersamaan memperoleh 2 becak. Pengemudi becak ini menawarkan untuk tour 3 jam dengan bayaran Rp. 5.000,- mengunjungi toko batik, toko kue, dan juga menikmati gurihnya gudeg Jogja. Murah sekali pikir tim MBI. Saat bercanda di perjalanan, rupanya juragan juga yang mengantar tim MBI ini. Ternyata dengan singkat tim MBI menyabet 2 becakdan satu diantaranya Becak Jogja milik Pak Solihin ini adalah hasil karya anak SMK di kota ini.
Becak jogja tidak jauh berbeda dengan becak di Surabaya, kabin untuk penumpangnya agak luas dan kaki memiliki ruang yang lebih terbuka ke depan. Pada bagian penutup bannya dibuat agak mengembang keluar dan diberi ornamen yang menarik.

Becak Makassar

becak makassar
Becak Makassar
Becak Makassar koleksi MBI ini sebelumnya di miliki oleh Daeng (38 tahun), dimana beliau ini sehari-harinya mangkal di halaman Losari Beach Hotel. Beliau memang berkeinginan sekali agar MBI menjadikan becaknya sebagai koleksi, sehingga beliau menyumbangkan becaknya ini dengan tulus iklas, agar kelak bisa di nikmati oleh anak cucu kita. Ini pulalah yang menjadikan kebanggaan menghadirkan becak Makassar di Museum Becak Indonesia (MBI).

Sekilas tentang becak Makassar

Becak Makassar memiliki bentuk dan ukuran yang agak berbeda sakalipun prinsip dasar dan struktur mekaniknya sama. Becak Makassar mempunyai ukuran yang lebih kecil daripada becak di Jawa. Perbedaan lainnya adalah bentuknya yang lebih menyerupai kotak dengan sudut-sudut persegi yang tajam. Berbeda dengan becak di Jawa yang sudut-sudutnya lebih terbuka dan cenderung membulat. Pada bagian depan becak Makassar memiliki papan pemisah dengan bagian luar becak meskipun agak rendah sementara becak Jawa lebih terbuka di bagian depannya. Bagian atas becak terpasang tenda dengan rangka besi. Berbeda dengan becak di Jawa, tenda becak di Makassar terpasang secara tetap dan tidak bisa di buka.
Sebagaimana di kota-kota lain, becak merupakan salah satu objek turis yang menarik bagi wisatawan manca negara yang mendorong Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Sulsel di Makassar untuk melakukan penyuluhan terhadap pengemudi becak. Keputusan organisasi ini memajibkan anggotanya berikan pelatihan tata krama dan tata cara berkomunikasi kepada pengayuh becak dalam melayani wisatawan mancanegara serta semua hotel memutar lagi khas daerah.


Becak Surabaya


becak surabaya
Becak Surabaya
Becak Surabaya koleksi Museum Becak Indonesia ini didapat dari seorang tukang becak bernama Suparman (61 tahun). Dimana beliau sudah puluhan tahun menghidupi keluarganya dengan menjadi pengayuh becak. Beliau setiap harinya mencari rejeki dengan mengayuh becaknya di sekitar kompleks Pasar Atom. Entah mengapa saat tim dari Museum Becak Indonesia (MBI) sedang melintas disana, beliau itu sedang berbincang-bincang untuk menjual becaknya berhubung usianya yang sudah beranjak tua. Akhirnya tim dari MBI memutuskan untuk membeli becak itu untuk dijadikan koleksi di Museum Becak Indonesia. Becak ini didapat tim MBI awal tahun 2012.
Dalam waktu yang hampir bersamaan dengan kota Jakarta, di kota Surabaya juga becak mulai dikenal sekitar tahun 1940-an yang didatangkan dari Makassar. Namun dalam perkembangannya becak Surabaya dimodifikasi sedemikian rupa sehingga menemukan bentuk sendiri seperti sekarang ini.
Dari Surabaya becak kemudian menyebar ke berbagai kota di Pulau Jawa yang selanjutnya dimodifikasi sesuai dengan bentuk geografis kota dan daya seni pemakainya.